Mengapa Kita Disunnahkan Berkurban

Mengapa Kita Disunnahkan Berkurban

Selain sebagai wujud untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT, Qurban juga menjadi salah satu cara untuk membebaskan diri dari sifat serakah dalam diri kita.

Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya (Ismail) maka saat itulah dimulainya ibadah qurban tersebut namun hanya ketika masa Rasululullah SAW, syariat ibadah kurban ini disempurnakan dan dijalankan umat Islam setiap tahunnya.

Dalam kitab Alfiqhul Islami Wa Adillatuhu bahwa udhiyah adalah menyembelih hewan ternak dengan niat mendekatkan diri kepada Allah pada hari Iduladha dan hari-hari tasyrik.

Udhiyah disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, bersamaan dengan syariat zakat serta salat Idulfitri dan Iduladha. Ulama sepakat, udhiyah adalah ibadah yang disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, hadis dan ijma. Dasar hukumnya adalah Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2 di mana Allah mengatakan, “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah)”. Dr. Hisamuddin menyebutkan dalam kitabnya Almufashshal fi Ahkamil Udhiyah, menurut Imam Qatadah, Atha’ dan Ikrimah, yang dimaksud ayat 2 surat Al-Kautsar adalah melaksanakan salat Iduladha dan menyembelih hewan kurban.

Dalam hadis banyak juga di mana Rasullah menjelaskan manfaat kurban. Seperti sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah yang menuturkan dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Iduladha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan, riwayat al-Tirmidzi: 1413 dan Ibn Majah: 3117)

Dari Abu Hurairah juga mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memiliki kemampuan untuk berkurban, tetapi ia tidak mau berkurban, maka sesekali janganlah ia mendekati tempat salat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim menshahihkannya).

Demikian istimewanya Hari Raya Idul Adha. Ibadah tersebut diperintahkan Allah dan selalu ditunggu umat Islam setiap tahunnya, terutama masyarakat prasejahtera yang berhak menerima daging terbaik dari saudara sesama. KH Zakky Mubarak, salah satu Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pernah menulis bahwa di samping mendekatkan diri kepada Allah, kurban juga menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim.

“Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata. Ia ‘korbankan’ segalanya (jiwa, harta, dan keluarga) hanya untuk-Nya. Oleh karena itu, pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah daging atau darah hewan yang dikurbakan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berkurban, itulah yang sampai kepada-Nya,” tulis KH Zakky.

 

Alasan Qurban Sangat Dianjurkan

Setidaknya ada 3 alasan mengapa qurban menjadi ibadah yang sangat dianjurkan dan berikut beberapa diantaranya.

 

Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Sejatinya setiap ibadah memiliki keistimewaannya masing-masing yang dapat membuat kita dekat kepada Allah SWT. Begitu Pula dengan berkurban. Kurban sendiri berasal dari kata Qurb atau Qurban yang berarti ‘dekat’. Sedangkan penulisan qurban dengan imbuhan alif dan nun bermakna ‘kesempurnaan’. Sehingga kurban atau qurban adalah ‘kedekatan yang sempurna’. Atau dalam makna lainnya, kurban berarti menyembelih hewan untuk melaksanakan perintah Allah SWT sekaligus mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

 

Bentuk Syukur

Kegiatan berqurban pun juga dapat dimaknai sebagai ungkapan syukur karena Allah S.W.T telah memberikan rezeki yang melimpah untuk kita sehingga dapat menunaikan qurban dan membantu sesama. Karena di dalam rezeki yang kita terima terdapat hak-hak saudara yang kurang mampu. Sebagaimana ajaran dalam Islam untuk saling berbagi dan saling membantu saudara lainnya yang sedang kesusahan. Maka, menjalankan perintah berqurban untuk membagikan rezeki yang dimilikinya dan membantu saudara umat muslim lain yang sedang kelaparan adalah hal yang baik untuk dilakukan.

 

Mensucikan diri dan harta

Melaksanakan kurban mampu mensucikan diri dan harta benda yang kita miliki agar menjadi lebih berkah. Sebagaimana yang telah diriwayatkan, ibadah berkurban adalah salah satu ibadah yang disukai dan dimuliakan oleh Allah SWT. Bagi mereka yang mampu, berkurban tak hanya dijadikan momen untuk berbagi namun juga mensucikan diri dan harta benda yang dimiliki. Allah S.W.T tidak menyukai sifat manusia yang kikir dan pelit. Maka dari itu, dengan melakukan qurban yang memiliki artian membagi-bagikan rezeki dalam bentuk daging hewan ternak.

 

Menghapus Dosa

Berkurban juga diartikan sebagai penebus dan pengampun dosa-dosa orang yang berkurban pada masa lalu. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang berbunyi:

“Hai Fatimah, berdirilah di sisi kurbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu”. (HR. Al Bazaar dan Ibnu Hibban).

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *