Dalam Islam, Aqiqah menjadi suatu ibadah yang ditujukan kepada setiap orang tua yang telah dikharuniai seorang anak. Anak atau bayi yang telah menginjak usia 7 hari maka dianjurkan untuk diakikahkan. Sebagaimana telah disampaikan Dalam sebuah hadisnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم– قَالَ « كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
Artinya: “Setiap anak tergadaikan dengan akikahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Daud, An Nasai, dan Ibnu Majah).
Jumlah hewan atau kambing yang akan disembelih pada proses aqiqah, jika laki laki maka dianjurkan untuk menyembelih 2 ekor kambing, sedangkan apabila perempuan maka satu ekor saja sudah cukup.
Dari Ummu Kurz ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda ‘Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk akan perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina’.” (HR. Abu Dawud no. 2834-2835).
Belum Aqiqah Diri Sendiri Bolehkah Aqiqah Anak?
Kesunnahan aqiqah itu dibebankan kepada orang tua, sehingga apabila orang tua tidak mampu melaksanakan aqiqah maka gugurlah kewajiban untuk aqiqah, sehingga seorang anak tidak ada kewajiban untuk mengakikah diri sendiri, namun apabila ingin melaksanakan aqiqah untuk diri sendiri.
Sebagaimana telah disebutkan oleh Buya Yahya dalam ceramah yang diunggah ke YouTube Al-Bahjah TV (13/102018) Jika anda belum aqiqah maka nanti apabila memiliki rezeki lain dapat melakukan aqiqah untuk diri sendiri.sehingga disimpulkan bahwa sebaiknya mendahulukan melakukan aqiqah anak yang baru lahir. Sementara aqiqah untuk diri sendiri dapat dilakukan jika memiliki rezeki lain nanti.
Bacaan Doa Aqiqah
Adapun doa aqiqah yang dibacakan saat penyembilah hewan aqiqah sebagai berikut: “Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin.”
Artinya “Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari umat Muhammad.”
Sedangkan doa aqiqah kepada anak yang diaqiqahkan yaitu membaca:
“U’iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli ‘ainin laammah.”
Artinya: “Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian.”
Aqiqah Merupakan Sunnah Muakkadah
Aqiqah umumnya dikaitkan dengan perayaan kelahiran bayi atau walimah al maulid sebagai tanda syukur kepada Allah. Hukum aqiqah menurut sebagian ulama atau jumhur ulama yakni sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat diutamakan (semi wajib). Hal ini sesuai hadits Nabi SAW.
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
Dari Qatadah dari Al Hasan dari Samrah dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam, beliau bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Ibnu Majah) [ No. 3165 Maktabatu Al Ma`arif Riyadh] Shahih.