Apa yang Dikerjakan Umat Muslism Ketika Hari Raya Idul Fitri?

Apa yang Dikerjakan Umat Muslism Ketika Hari Raya Idul Fitri?

Seluruh umat Muslim di dunia dan termasuk Indonesia akan merayakan hari raya idul fitri selepas berpuasa selama sebulan penuh. Hari raya idul fitri tidak hanya dimaknai sebagai hari kemenangan saja namun hari raya idul fitri juga ditandai dengan hari saling bermaaf maafan saat usama lain, bersilaturahmi sesama keluarga, kerabat, teman dan orang terdekat lainnya.

Hari raya idul fitri juga disebut dengan hari kebahagiaan yang memang karena pada hari raya idul fitri menjadi hari yang spesial bagi umat Muslim. Maka tidak heran ketika menjelang hari raya Idul Fitri, Umat Muslim akan melakukan berbagai macam persiapan untuk menyambut hari raya Idul Fitri, mulai dari mempersiapkan baju baru, kue, minuman, dan bahkan tidak jarang banyak orang yang kerap kali merias rumah agar terlihat indah.

Hari raya Idul Fitri selalu disambut dengan kebahagiaan karena merupakan hari spesial bagi umat Islam. Tak heran banyak persiapan yang dilakukan umat Islam jelang hari raya Idul Fitri. Bukan hanya membuat makanan yang enak dan mengenakan pakaian terbaik, tetapi juga melaksanakan amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menjalankan amalan yang dianjurkan Nabi, dipercaya dapat membuat ibadah terasa lebih berkah dan bermakna.

 

Apa yang dilakukan umat Islam saat Hari Raya Idul Fitri?

Adapun amalan di hari raya Idul Fitri tersebut selain membaca takbir juga ada mandi, berhias diri hingga makan sebelum sholat Idul Fitri. Berikut 6 amalan di hari raya Idul Fitri sesuai anjuran Nabi

 

Melantunkan Takbir

Amalan di hari raya Idul Fitri yang pertama adalah melantunkan takbir dimulai dari terbenamnya matahari malam Idul Fitri hingga imam hendak shalat hari raya. Di dalam Al Adzkar (h. 155, Surabaya: al Hidayah, 1955) karya Imam an Nawawi disebutkan bahwa takbir–takbir tersebut sunah dilantunkan setelah melaksanakan shalat-shalat atau dalam keadaan lainnya, seperti di tengah keramaian manusia. Disunahkan pula dilantunkan baik dalam keadaan berjalan, duduk, atau berbaring. Baik berada di jalan, masjid, atau di atas tempat tidur.

 

Mandi dan Berhias Diri

Amalan di hari raya Idul Fitri berikutnya adalah mandi dan berhias diri sebelum pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Dasarnya adalah hadis riwayat Imam Malik di dalam kitab Muwatha’ berikut ini:

“Bahwasanya Abdullah bin Umar ra. selalu mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat ke musala”.

Adapun niat mandi sunah Idul Fitri yaitu berikut ini:

Nawaitul ghusla sunnatan li ‘idil fithri lillahi ta’ala.

Artinya, “Saya niat mandi sunah untuk Idul Fitri karena Allah ta’ala”.

Sementara untuk waktu pelaksanaannya sendiri bisa dilakukan mulai dari pertengahan malam Idul Fitri. Selain mandi, disunahkan juga untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, juga memakai wewangian dan bersiwak.

 

Makan Sebelum Sholat Idul Fitri

Amalan di hari raya Idul Fitri yang lainnya dengan makan terlebih dahulu sebelum keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Dari Ibnu Baridah dari bapaknya ra ia berkata:

“Rasulullah SAW, tidak akan keluar dari hari raya fitri sebelum beliau makan, dan beliau tidak akan makan dulu di hari raya Adha sebelum beliau shalat (terlebih dahulu). HR Ahmad dan al Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam Ibn Hibban).

 

Memilih Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Masjid

Bukan hanya makan sebelum shalat Idul Fitri, amalan lainnya juga berlaku untuk jalan yang kamu pilih untuk pergi dan pulang dari masjid. Amalan satu ini dianjurkan untuk memilih jalan yang berbeda antara pergi ke masjid dan pulang dari masjid. Sebagaimana hal ini telah diinformasikan dari sahabat Jabir seperti berikut ini, “Nabi SAW ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (antara pergi dan pulangnya).” HR Al Bukhari.

Dengan memilih jalan yang berbeda antara berangkat ke masjid dan pulang dari masjid untuk melaksanakan shalat hari raya, dimaksudkan untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang lain ketika di jalan dengan senyum dan salam. Selain itu, untuk syiar Islam dan sebagai ajang silaturahmi antar kerabat dan yang lainnya.

 

Sholat Sunnah Dua Rakaat

Kemudian, setibanya di tempat ibadah atau masjid bisa melaksanakan shalat sunnah dua rakaat dengan tanpa azan dan iqamat. Shalat sunnah ini bisa dilakukan dengan berjamaah atau sendirian. Dan sunah juga bagi orang yang bepergian. Dasarnya adalah hadis Nabi SAW, dari Ibn Abbas ra:

“Bahwasanya Nabi SAW shalat hari raya dua rakaat, beliau tidak shalat sebelumnya dan setelahnya”. (HR Imam Tujuh, al Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Tirmidzi, al Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).

Saat melaksanakan shalat sunah tersebut, membaca surah Qaf di rakaat pertama dan surah Iqtarabatis Sa’ah di rakaat kedua. Dari Abi Waqid al laitsi ia berkata:

“Rasulullah SAW membaca surah Qaf dan Iqatarabat ketika shalat Idul Fitri dan Adha”.

Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan

Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan

Bulan ramadhan merupakan bulan yang  sangat tepat untuk meraih pahala, sebab selama bulan ramadhan pahala amal kebaikan akan dilipatgandakan. Mengenai amalan di Bulan Ramadhan pahalanya dilipatgandakan disebutkan dalam hadits berikut: 

Latin: Man Taqarraba fiihi bikhushlatin minal khairi kaana kaman adan fariidhotan fiima siwaahu, waman adan fiihi fariidhatan kaana kaman adan sab’iina fariidhotan fiima siwaah. 

Artinya: Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan satu kebaikan di bulan ramadhan maka pahalanya sama dengan pahala melakukan perbuatan yang fardhu (wajib) di selain bulan ramadhan. Dan barangsiapa melakukan satu perbuatan wajib di bulan Ramadhan maka pahalanya sama dengan melakukan 70 perbuatan wajib di selain bulan Ramadhan. Dalam hadits lain disebutkan: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Muslim). 

 

Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan

Bulan suci ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah. Di bulan ramadhan, berbagai amal kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Berikut beberapa amalan dengan pahala yang berlipat ganda.

 

1. Puasa Ramadhan

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183). 

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 37 dan Muslim: 1266). 

 

2. Shalat Tarawih, Witir, Tahajud 

Selain ibadah di atas, tentunya yang sangat penting dan jangan sampai terlewat adalah shalat tarawih, tahajjud, witir dan lainnya. Hadits sholat sunnah di malam Bulan Ramadhan ini disebutkan dalam hadits berikut: 

Rasulullah SAW menganjurkan agar mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan, akan tetapi tidak mewajibkannya. Beliau ber¬sabda: “Siapa yang mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Hadis Shahih, riwayat Bukhari: 36 dan Muslim: 1267. teks hadis riwayat al-Bukhari).

 

3. Membaca Al Quran

Disunnahkan bagi orang yang sedang berpuasa, khususnya puasa Ramadhan, untuk memperbanyak membaca Al-Quran. Dasarnya adalah hadits shahih berikut ini : Jibril alaihissalam mendatangi Rasulullah SAW pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajarkannya Al-Quran. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

4. Memberi Makan Orang Berbuka

Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya. (HR At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah).

Amalan Bulan Ramadhan yang Mendatangkan Pahala Besar

Amalan Bulan Ramadhan yang Mendatangkan Pahala Besar

Bagi umat Muslim, bulan ramadhan menjadi bulan yang istimewa, pasalnya selama bulan ramadhan pahala dari amal kebaikan akan dilipatgandakan. Hal ini tertuang Dalam hadits disebutkan: 

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Muslim).

 

Amalan Bulan Ramadhan

Selain menunaikan ibadah wajib, adapula sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan utnuk dilaksanakan saat bulan ramadhan yang sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW. Berikut beberapa diantaranya.

 

1. Menyegerakan waktu berbuka

Amalan pertama yaitu menyegarkan waktu berbuka dan tidak menunda nundanya. Ketika adzan magrib berkumandang, maka hendaklah untuk berbuka puasa yang meskipun hanya dengan seteguk air saja.

Rasulullah SAW juga menyarankan untuk berbuka dengan kurma dan air putih. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).

 

2. Perbanyak sedekah

Melakukan puasa di bulan ramadhan merupakan amalan yang wajib. Orang yang berpuasa sebaiknya memperbanyak sedekah. Bersedekah sendiri dapat berupa uang, memberi makan dan minum untuk berbuka, dan lain sebagainya. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala bagi orang yang melakukan amalan tersebut, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW:

“Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR. Tirmidzi no. 807.)

 

3. Perbanyak membaca Al-Qur’an

Amalan di bulan Ramadan selanjutnya yaitu perbanyak baca Al-Qur’an. Dengan tadarus, kita bisa mengkhatamkan Al-Qur’an.

Semakin sering kita khatam di bulan suci Ramadan, maka semakin banyak ganjaran kebaikan dan pahala yang akan kita peroleh.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits riwayat Imam Tarmidzi, “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan”

 

4. Menjaga lisan

Menjaga lisan sangat diperlukan saat bulan Ramadan. Terlebih, lisan dapat menjadi senjata mematikan, maka dari itu berkatalah yang baik baik dan bermanfaat.

Saat berpuasa, menjaga lisan akan mencegah timbulnya dosa. Sebab, perkataan perkataan yang kurang baik dapat mengurangi pahala puasa.

 

5. Melaksanakan sahur

Sebelum berpuasa, hendaklah kita melaksanakan sahur. Sahur memiliki manfaat sebagai cadangan tenaga dalam melakukan aktivitas sehari hari saat puasa.

Sahur merupakan sunnah pada bulan suci Ramadan. Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa terdapat banyak keberkahan dalam sahur.

“Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Itulah amalan- amalan di bulan Ramadan sesuai sunah rasul. Semoga dapat membantu detikers dalam meraih ridho dan rahmat Allah SWT di bulan yang suci ini.

Ini Amalan Sunah yang Baik Dilakukan Saat Hari Raya Idul Fitri

Ini Amalan Sunah yang Baik Dilakukan Saat Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal merupkana hari kemenangan umat Muslim, sebab di hari tersebut, umat Muslim akan merayakan hari raya terbesar yaitu dul Fitri. Idul fitri menjadi hari raya pelepas puasa ramadhan yang telah dilakukan selama sebulan penuh lamanya.

Perayaan Idul Fitri diawali dengan melaksanakan shalat ied terlebih dahulu yang biasanya akan dilakukan secara berjamaah di masjid, mushola dan tempat tempat terbuka dan luas launnya. Selepas shalat ied, biasanya diisi dengan kegiatan saling berjabat tangan satu sama lain sebagai simbol bermaaf maafan antar sesama. Selepas dari itu barulah biasanya akan diisi dengan acara saling berkunjung antar satu sama lainnya. Selain itu juga, terdapat amalan sunnah Idul Fitri yang sering Nabi Muhammad SAW kerjakan. 

Amalan Sunnah Idul Fitri yang Sering dikerjakan Nabi Muhammad SAW

 

Ada sejumlah amalan sunnah yang kerap kali dikerjakan oleh Nabi Muhammad dan berikut beberapa diantaranya.

 

1. Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri

Mandi merupakan salah satu amalan yang sering dikerjakan Nabi Muhammad SAW sebelum berangkat menunaikan shalat Idul Fitri. Sebagaimana yang dijelaskan dari Al Faakih bin Sa’ad ra., ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mandi di hari Idul Fithri, Idul Adha dan hari Arafah, Dan Al Faakih sendiri selalu memerintahkan keluarganya untuk mandi pada hari-hari itu” (HR. Ibnu Majah no. 1316)

 

2. Makan Pagi Sebelum Berangkat Shalat Idul Fitri

Nabi Muhammad SAW selalu menyempatkan waktu untuk makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Seperti yang dijelaskan dari Anas bin Malik ra., ia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari, no. 953)

 

3. Mengenakan pakaian yang Terbaik

Sebelum berangkat menuju tempat shalat Idul Fitri, dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang terbaik.

Terdapat riwayat dari Jabir ra., ia berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at.” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1765)

 

4. Bertakbir dari Rumah menuju Tempat Shalat Idul Fitri

Setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam diperintahkan untuk mensyukurinya dengan banyak mengucapkan takbir. Dalam sebuah riwayat,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.” (Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 171)

 

5. Saling Mengucap Selamat

Alaman lainnya yang dikerjakan Nabi Muhammad SAW pada Hari Raya Idul Fitri adalah mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum kepada sanak saudara.

“Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah SAW berjumpa dengan hari ‘ied, satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fath Al-Bari 2: 446)

 

6. Mengambil Jalan Berbeda Saat Berangkat dan Pulang

Amalan terakhir yang sering dilakukan Nabi Muhammad SAW saat shalat Idul Fitri adalah memilih jalan yang berbeda saat berangkat ke tempat shalat Idul Fitri dan pulangnya ke rumah.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied, beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari no. 986)

Cara Mandi Junub Bagi Wanita Setelah Hubungan

Cara Mandi Junub Bagi Wanita Setelah Hubungan

Melakukan hubungan intim memang menjadi kebutuhan setiap pasangan yang telah beristri atau menjalin hubungan rumah tangga. Selain sebagai kebutuhan suami istri, berhubungan juga dapat meningkatkan keharmonisan rumah tangga. Menjalin hubungan suami istri juga memiliki manfaat dalam hubungan, manfaat yang dapat dirasakan mulai dari menjaga sistem kekebalan tubuh hingga meningkatkan hormon endorfin.

Namun di dalam Islam, setelah melakukan hubungan suami istri dianjurkan untuk membersihkan diri dengan mandi junub. Mandi junub atau mandi wajib menjadi suatu kewajiban seorang Muslim untuk membersihkan diri dari hadas besar.

Tidak hanya setelah berhubungan intim saja, namun mandi junub juga diwajibkan untuk dilakukan setelah usai masa nifas dan haid. Dalam pelaksanaan mandi junub ini pun harus disertai dengan membaca doa sesuai dengan ajaran agama Islam.  nah bagi anda yang mungkin masih merasa kurang paham terkait cara mandi junub, simak terus artikel ini hingga selesai.

 

Tata Cara Mandi Junub Bagi Wanita Setelah Hubungan

Mandi junub hukumnya adalah wajib bagi setiap umat Muslim yang terkena hadas besar. Nah untuk memahami lebih dalam terkait mandi junub, simak penjelasan berikut.

 

Hukum Mandi Junub setelah Berhubungan Intim

Melakukan hubungan intim merupakan hadas besar yang tentu berbeda dengan hadas kecil. Apabila hadas kecil dapat dibersihkan dengan cara berwudhu, maka hadas besar yang menempel di dalam tubuh harus disucikan dengan cara mandi junub.

Apabila setelah melakukan hubungan suami istri namun tidak junub maka masih dianggap najis dan tidak diperbolehkan untuk berbiadah. Hal ini sesuai dengan perintah Allah yang tertuang dalam surat Al Maidah ayat 6, yakni:

wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ

Artinya: “Jika kamu junub, maka mandilah.”

 

Niat Mandi Junub

Bismillahirahmanirahmim nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta’ala.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala.”

 

Tata Cara Mandi Junub

Selain membaca niat mandi junub, hal lain yang harus diperhatikan yakni tata cara mandi junub.

Hal tersebut dikarenakan mandi junub bukanlah mandi biasa, sehingga Mama dan pasangan perlu mengikuti tata cara mandi junub. Berikut merupakan tata cara mandi junub yang bisa Mama ikuti, antara lain: 

Membaca niat mandi wajib. 

Membersihkan telapak tengan sebanyak 3 kali. 

Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan. 

Berwudu secara sempurna. 

Menyiram kepala dengan air sebanyak 3 kali. 

Bilas seluruh tubuh dengan mengguyurkan air. 

Membersihkan area badan yang susah dijangkau. 

Saat mandi junub, meskipun sudah melakukannya sesuai urutan, ada juga beberapa hal lain yang perlu diperhatikan. Salah satunya, yakni menggunakan air yang bersih. Lakukan juga wudhu dengan air yang mengalir.

Nah, itulah beberapa informasi terkait hukum mandi junub, doa mandi junub, tata cara mandi junub dan niat mandi junub ketika usai berhubungan intim di bulan Ramadan. Tata cara ini perlu diperhatikan dan diharapkan semoga bermanfaat.

Ini Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri yang Perlu Diketahui

Ini Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri yang Perlu Diketahui

Hari raya Idul Fitri merupakan hari raya terbesar bagi umat Muslim. Idul fitri sendiri dirayakan selepas puas aramadhan yang dilaksanakan sebulan penuh. Hari raya Idul firi sendiri dirayakan dengan shalat ied secara berjamaah yang setelahnya biasanya diisi dengan acara silahrturahmi antar sesama keluarga, kerabat dan orang terdekat lainnya. Ketika bersilaturahmi, setiap orang buasanya akan bersalam salaman sebagai bentuk saling bermaaf maafan atas setiap kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu.

 

Keutamaan Shalat Idul Fitri

Ada banyak hal yang dapat dipetik dari perayaan hari raya idul fitri sebagai bentuk keutamaannya. Berikut beberapa hikmah Idul Fitri, diantaranya:

 

1. Hari Kemenangan Umat Islam

Salah satu keutamaan dari Idul Fitri adalah sebagai hari kemenangan Umat Muslim. Idul fitri menjadi salah satu momen dimana kita bisa merasakan betapa kuatnya ukhuwah antara saudara seiman. Setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri, kita bisa merayakan kebersamaan dengan keluarga, saling silaturahmi, dan menebar kebaikan lainnya. Kebersamaan ini adalah moment yang harus kita syukuri, maka dari itu mari kita merayakan hari kemenangan itu dengan kegembiraan.

 

2. Ajang Saling Memaafkan

Seperti yang telah disebut sebelumnya bahwa idul fitri diwarnai dengan saling bermaaf maafan antar satu sama lainnya. Nah mungkin bagi anda yang sedang mencari momen yang tepat untuk meminta maaf kepada seseorang yang mungkin saja ada suatu kesalahan baik disengaja maupun tidak, maka dapat memanfaatkan momen idul fitri. Ketika idul fitri, hati umat Muslim biasanya akan lebih terbuka sehingga akan lebih mudah untuk memaafkan setiap orang atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.

 

3. Menujukkan Kekuatan dan Ukhuwah Islamiah

Karena hukum dasar dari shalat Idul Fitri adalah Sunnah Muakkad atau Fardhu Kifayah, maka ini mengakibatkan ummat terdorong untuk bisa melaksanakannya. Rasanya ketika hari itu tiba, ada dorongan pada jiwa dan hati nurani tentang persaudaraan yang saling mengikat.  

Ukhuwah adalah salah satu pondasi besar umat islam, ketika sudah tidak ada lagi rasa kepedulian terhadap sesama (Individualisme). Tentu, ini dapat membuat kita (umat islam) terombang ambing. Makanya, persatuan umat ini wajib kita pahami dan laksanakan.

Keutamaan sholat idul fitri membuat kita makin dekat satu sama lain, ketika sudah berpuasa sebulan penuh yang membentuk efek ukhuwah pada diri kita. Hal tersebut menandakan bahwa, kita ini umat yang kuat dan besar.

Jika satu bagian tubuh yang sakit, maka bagian tubuh yang lain juga merasakannya. Kita wajib seperti itu, sehingga kelak umat islam bisa kembali berjaya dan mendorong kebangkitannya bersama ummat yang sadar akan ketakwaan.

 

4. Mengajarkan Tentang Kepedulian

Tidak hanya saat merayakan idul adha saja, namun idul fitri juga mengajarkan kita atas senantiasa untuk selalu peduli antar satu sama lainnya. Karakter atas diri yang selalu simpati dan empati, telah banyak nampak pada bulan ramadhan. Apa lagi jika selesai melaksanakan sholat Idul Fitri.

 

5. Shalat Berjamaah

Ketika merayakan hari raya idul fitri biasanya kita akan melaksanakan shalat berjamaah, dan kita tau bahwa pelaksanaan shalat berjamaah memiliki pahala yang luar biasa dari Allah. Hal ini yang menunjukkan keharusan kita dalam terus menerus mendapatkan kebersamaan dalam shalat.

Berbeda dengan shalat berjamaah pada hari biasanya, shalat berjamaah idul fitri biasanya akan dilaksanakan di tempat yang luas yang dimana tempat berkumpulnya umat Muslim dalam satu daerah sehingga kemeeriahannyapun akan lebih terasa.

 

6. Mengagungkan Asma Allah

Ketika kita akan senantiasa mengucapkan asma Allah dengan berulang ulang, baik pada saat takbiratul ikhram, syikir, dan doa padanya. Pastinya ketika kita senantiasa membesarkan namamya, tentu akan mendapat pahala yang besar.

Saat kamu merasa jarang mengagumkan namanya, mungkin sholat Idul Fitri bisa menjadi kesempatan besar untuk kembali kepadanya, mengingat akan kebesarannya dan mengharap ridho darinya.

 

7. Silaturahmi Sesama Muslim

Ketika hari raya idul fitri sesama Muslim biasanya akan saling mengunjungi satu sama lainnya dan bahkan tidak jarang ketika menjelang hari raya, keluarga besar akan berkumpul dan menikmati kemeriahan hari raya idul fitri.

 

8. Mendengar Nasehat Agama

Manfaat Sholat Idul Fitri selanjutnya adalah, ketika sehabis sholat aid pasti ada yang memberi khutbah, sehingga ini membuat kita lebih semangat dalam beribadah.

Agama islam adalah solusi atas setiap persoalan yang ada, maka ketika kita punya masalah. Yang bisa menjadi penyelesaianya adalah aturan Allah. Makanya, kita wajib untuk selalu mendengar nasehat untuk meningkatkan iman dan takwa kita. 

 

9. Membentuk Rasa Syukur

Keutamaan sholat Idul Fitri Selanjutnya adalah membentuk rasa syukur kita pada Allah. Tentu, kita akan sangat bersyukur telah dipertemukan pada bulan suci ramadhan, dimana pada bulan tersebut memiliki banyak keistimewaan dan sangat rugi jika kita tidak mendapatinya.

Ketika kita bertemu dengan keluarga dan saling memaafkan satu sama lain, ini juga satu kesyukuran yang luar biasa. Maka dari itu, perbanyaklah bersyukur atas segala macam nikmat yang Allah beri pada kita.

Bagaimana Jika Nonton 18+ Saat Puasa.?

Bagaimana Jika Nonton 18+ Saat Puasa.?

Selama menjalankan ibadah puasa, pastinya akan ada banyak godaan yang menghampiri, mulai dari rasa haus, lapar, dan lain sebagainya. namun bagaimana jika godaan syahwat yang menghampiri di siang hari.? Misalnya seperti menonton video atau film 18+ di siang hari atau tepatnya saat berpuasa.

Menonton video 18+ merupakan suatu aktivitas memandang sebuah objek penglihatan yang berhubungan kuat dengan syahwat. Lalu bagaimana ketika tindakan memandang dengan syahwat tersebut dilakukan saat sedang menjalankan ibadah puasa? Secara normatif, memandang terhadap sesuatu dengan syahwat tidak termasuk dari hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan begitu, tindakan menonton video dewasa tidak membatalkan puasanya.

Namun meski demikian, sebagai orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, kita dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari aktivitas menonton video dewasa  dan dapat mengendalikan nafsu. Sementara, pengendalian diri dari syahwat merupakan sebuah rahasia dan merupakan tujuan tertinggi dari ibadah puasa yang disyariatkan Allah. 

Ibadah puasa bukan hanya sekedar ibadah menahan lapar  dan haus saja, namun akan tetapi juga menjauhkan diri dari berbagai hal yang dilarang dalam Agama. Menurut pendapat ulama bahwa syariat dan hikmah dari syariat puasa tidaklah boleh dipisahkan agar ibadah puasa masyarakat tidak kering dan jauh dari semangat atau hikmah puasa sebagaimana keterangan Imam an-Nawawi berikut ini: Artinya: Pengendalian diri dari syahwat pada bulan Ramadhan sangat dianjurkan. Ini merupakan rahasia dan tujuan paling agung dari ibadah puasa. 

 

Hal yang Patut Dihindari Ketika Berpuasa

Selain menonton video 18+ adapun hal hal lain yang perlu untuk dihindari ketika menjalankan puasa yang meskipun tidak secara langsung akan membatalkan puasa. Apa saja itu.? Berikut beberapa diantaranya.

 

1. Hindari perkataan dusta dan Tindakan bodoh serta berbantah-bantah

Orang puasa dilatih agar jujur dalam perkataan dan tidak melakukan Tindakan bodoh (ngawur) yaitu melanggar aturan-aturan syara’ padahal ia mengetahuinya.

 

2. Hindari mengucapkan kata kotor, berbuat gaduh dan bertengkar

Orang berpuasa harus menunjukkan sopan santun dalam berucap tidak mengatakan perkataan kotor dan tidak senonoh, tidak bertengkar serta selalu ramah dan tidak membalas kata kasar kepada orang lain. 

 

3. Hindari berkumur dan istinsyaq secara berlebihan

Berkumur-kumur dan beristinsyaq (memasukkan air ke hidung ketika berwudhu) tidak membatalkan puasa. Di luar bulan puasa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menganjurkan agar orang berkumur dan beristinsyaq sekeras-kerasnya agar mulut dan hidung lebih bersih. Namun dalam bulan puasa dituntunkan agar jangan berlebihan melakukan hal demikian agar tidak kemasukan air ke dalam perutnya sehungga puasanya menjadi batal. Jadi berkumur dan istinsyaq secara normal tidak membatalkan puasa.

 

4. Hindari berciuman secara bernafsu 

Ciuman suami kepada istrinya atau sebaliknya tidak membatalkan puasa. Hanya saja ciuman itu dipantangkan bagi orang berpuasa apabila disertai birahi dan rangsangan nafsu seksual. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri diriwayatkan pernah mencium istrinya ketika sedang puasa dan puasanya tidak dinyatakan batal karena ciuman beliau tidak disertai rasa birahi.

Apa Makna Dari Kita Berkurban?

Apa Makna Dari Kita Berkurban?

Setiap memasuki tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Islam, umat Muslim akan merayakan hari raya terbesar kedua yaitu Idul Adha. Perayaan idul adha ini ditandai dengan shalat ied secara berjamaah yang dilanjutkan dengan acara pemotongan hewan ternak atau qurban.

Hewan yang akan dikurbankan biasanya terdiri dari unta, sapi, dan kambing atau domba. Setiap hewan ternak yang akan di qurban juga wajib untuk memenuhi syarat hewan qurban yaitu sehat, tidak cacat, dan lain sebagainya.

Penyembelihan qurban menurut Islam adalah untuk memadamkan ego dan keinginan pribadi kepada Allah.

Seperti diceritakan kisah Nabi Ismail dalam Alquran surat As-Safat ayat 102-107.

“Maka ketika (anak laki-laki) mencapai (usia) sanggup bekerja dengannya, (Ibrahim) berkata: “Wahai anakku! Sesungguhnya saya bermimpi bahwa saya menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab: “Wahai Ayahku! Lakukan apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu: Insya Allah, Engkau akan menemukanku, termasuk orang yang sabar. Maka ketika keduanya telah berserah diri (kepada Allah), dan dia (Ibrahim) membaringkannya anaknya atas pelisnya (untuk pengorbanan). Lalu kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh engkau telah memenuhi mimpi itu! ” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat benar. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

 

Apa Makna Dari Kita Berkurban?

Secara umum, berqurban menunjukkan rasa peduli kasih antar sesama sebab setiap daging  qurban akan dibagikan secara gratis kepada setiap umat Muslim yang membutuhkan dan berhak menerima atas setiap daging qurban yang diberikan. Namun dalam jika dilihat dari sudut pandang Islam, ada berbagai makna yang dapat diperoleh dari berqurban salah satunya adalah

 

Mematuhi Perintah Allah

Jika melihat kisah Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya Ismail. Sebagai seorang ayah tentu beliau Nabi Ibrahim tidak mau kehilangan anaknya, namun karena perintah dari Yang Maha Kuasa beliau dengan patuh memenuhinya.

 Selain itu, Allah juga mengingatkan seluruh umat manusia bahwa segala hal yang diberikan oleh-Nya adalah sebuah titipan. Meskipun hal itu sangat berharga, namun sesungguhnya tujuan akhir hanyalah rasa cinta dan ketaatan kepada Allah.

Dari kisah Nabi Ibrahim, diketahui bahwa dia telah berhasil lolos dari cobaan berat yang sangat menguji keimanan dan ketaatan kepada Allah. Di mana, Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail ikhlas mematuhi dan menjalankan perintah Allah, meskipun itu tidak diinginkan. Ternyata dengan ketulusan hati, Allah selalu mempunyai rencana baik bagi setiap hambanya yang taat kepada-nya.

 

Kemuliaan Manusia

Hikmah berkurban dari kisah Nabi Ibrahim selanjutnya berkaitan dengan kemuliaan manusia. Dalam hal ini, seluruh umat muslim dianjurkan untuk menghargai dan tidak meremehkan pengorbanan nyawa dan darah manusia. Di mana pada tradisi masyarakat zaman dahulu, pengorbanan nyawa seorang manusia sering dilakukan. Hal inilah yang harus dihindari, karena merupakan suatu tindakan yang haram dilakukan dalam ajaran Islam.

Selain itu, Allah juga menunjukkan kepada setiap hambanya untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Sebab, Allah menciptakan setiap makhluk hidup dalam kemuliaan. Karena itu, membunuh dan menyakiti satu manusia sama saja membunuh dan menyakiti manusia secara keseluruhan. Untuk itu, setiap manusia harus saling menghormati hak satu sama lain dan hidup berdampingan dengan rukun.

 

Hakikat Pengorbanan

Hikmah berkurban dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang terakhir yaitu tentang hakikat pengorbanan. Seperti diketahui, ibadah berkurban merupakan salah satu sikap menyedekahkan sebagian harta untuk dibagi kepada sesama.

Daging kurban yang disembelih hanya sebagai simbol dari makna pengorbanan dalam arti luas. Di mana setiap umat muslim sebaiknya dapat menyisihkan sebagian harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya untuk saling menolong dan membantu sesama.

Niat Puasa Senin Kamis

Niat Puasa Senin Kamis

Secara hukum, puasa senin kamis merupakan puasa sunnah yang dimana apabila kita melaksanakan puasa sunnah maka kita akan memperoleh pahala yang sebagaimana menjadi keutamaan dari puasa tersebut. ada banyak puasa sunnah yang dapat dilaksanakan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya adalah puasa senin kamis.

 

Niat Puasa Senin Kamis

Sama halnya dengan melaksanakan puasa pada umumnya. Melaksanakan ibadah puasa senin kamis juga dianjurkan untuk mengucapkan doa sebelum dan setelah puasa. Berikut niat dan doa berbuka puasa senin kamis.

Berbeda dengan puasa Ramadan, niat puasa sunnah Senin bisa dilafalkan di waktu malam. Umat Islam juga bisa melafalkannya saat fajar tiba. 

Niat puasa senin 

Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala 

Artinya, saya niat puasa Senin, sunah karena Allah ta’ala. 

 

niat puasa sunnah kamis 

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’ala Artinya, saya niat puasa Kamis, sunah karena Allah ta’ala.

 

Doa buka puasa Senin-Kamis 

Setelah mengetahui niat puasa Senin-Kamis, ada baiknya mengenal doa berbuka puasa. Doa buka puasa Senin-Kamis juga menjadi amalan penting yang sayang jika terlewatkan. 

Bacaan doa buka puasa Senin-Kamis yakni seperti doa puasa sunah yang lain. Berikut beberapa doa buka puasa Senin-Kamis yang bisa dibaca salah satunya: 

  1. Allaahummalakasumtu wabika amantu waala rizkika aftortu birohmatika yaa arhamar raahimiin Artinya, Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih. 
  2. Allahumma laka shumtu wa’ala rizqika afthortu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ujru insyaallah ta’ala Artinya, Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, atas rezeki-Mu aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaallah. 
  3. Doa berbuka puasa dari riwayat HR Abu Dawud 

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah Artinya, Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insyaallah.

 

Dalil Puasa Senin Kamis

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

 

Usamah bin Zaid berkata,

“Aku berkata pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dua hari tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.” Lalu beliau bersabda, “Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya).

 

Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab,

“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)

Keutamaan hari Senin dan Kamis secara umum dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah berikut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setiap hamba yang tidak berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut) kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).

Niat Puasa Rajab Dan Artinya

Niat Puasa Rajab Dan Artinya

Dalam Islam puasa terbagi menjadi 2 yakni puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan dan apabila tidak maka akan berdosa. Sementara puasa sunnah merupakan puasa yang boleh dilakukan namun boleh juga tidak. Apabila dilaksanakan maka akan mendapatkan pahala sebagaimana yang menjadi keutamaan dari puasa yang ditunaikan. Sedangkan apabila tidak dilakukan maka tidak akan berdosa.

Ada berbagai macam puasa sunnah salah satunya adalah puasa rajab. Puasa pada bulan Rajab memiliki keutamaan bagi yang menjalankannya adalah pahala sebesar ibadah 900 tahun. Lalu, hadits lain mengatakan jika satu hari puasa Rajab berarti sama halnya dengan 30 hari di bulan lainnya (kecuali Ramadhan). “Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.” Imam al-Ghazali dalam Ihyâ ‘Ulumiddîn (juz 3, h. 431).

Selain itu, puasa Rajab juga bisa dilaksanakan dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak. Lalu, bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadan, diperbolehkan untuk qadha bersamaan puasa sunnah Rajab. Dalam menjalankan ibadah puasa, seorang Muslim diwajibkan untuk berniat terlebih dahulu. 

 

Niat Puasa Rajab Dan Artinya

Adapun lafal niat puasa Rajab ini adalah sebagai berikut:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”

Jika belum sempat berniat di malam hari, Muslim tetap boleh berpuasa Rajab asalkan belum makan dan minum sejak Subuh dan wajib berniat sampai sebelum waktu dzuhur tiba. Adapun niat puasa sunah Rajab di siang hari adalah sebagai berikut:

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”

 

Doa berbuka puasa Rajab 

Sama halnya dengan doa berbuka puas apada umumnya. Doa berbuka puasa rajab juga dapat mengucapkan doa berikut.

Berikut bacaan doa buka puasa Rajab:

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya: “Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

 

Sedangkan dalam Hadits Riwayat Imam Abu Dawud, doa buka puasa hanya cukup membaca:

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

 

Hadits Shahih tentang bulan rajab

Hadits dari Utsman bin Hakim al-Anshari radhiyallahu anhu

Hadits shahih tentang bulan rajab pertama yang membahas tentang bulan rajab dapat kami sampaikan ialah hadist dari Utsman bin Hakim al-Anshari radhiyallahu anhu, yang berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa hingga kami menyangka beliau tidak berbuka; dan beliau berbuka hingga kami menyangka beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Dan aku juga tidak pernah melihat satu bulan yang beliau banyak berpuasa padanya kecuali Sya’ban.” (Shahih Muslim, 6/37, no. 1960. Sunan Abu Daud, 6/406, no. 2075)

 

Hadits dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhuma

Hadits shahih tentang bulan rajab berikutnya datang dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhuma, yang berkata: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa dalan satu bulan seperti halnya puasamu di bulan Sya’ban?” Beliau menjawab: “Itulah bulan yang dilalaikan manusia yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan yang padanya amal perbuatan diangkat kepada Rabb semesta Alam. Dan aku senang seandainya amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (Sunan an-Nasa-i, 8/59, no. 2317. Musnad Ahmad, 44/228, no. 20758, hadits hasan)