Seluruh umat Muslim di dunia dan termasuk Indonesia akan merayakan hari raya idul fitri selepas berpuasa selama sebulan penuh. Hari raya idul fitri tidak hanya dimaknai sebagai hari kemenangan saja namun hari raya idul fitri juga ditandai dengan hari saling bermaaf maafan saat usama lain, bersilaturahmi sesama keluarga, kerabat, teman dan orang terdekat lainnya.
Hari raya idul fitri juga disebut dengan hari kebahagiaan yang memang karena pada hari raya idul fitri menjadi hari yang spesial bagi umat Muslim. Maka tidak heran ketika menjelang hari raya Idul Fitri, Umat Muslim akan melakukan berbagai macam persiapan untuk menyambut hari raya Idul Fitri, mulai dari mempersiapkan baju baru, kue, minuman, dan bahkan tidak jarang banyak orang yang kerap kali merias rumah agar terlihat indah.
Hari raya Idul Fitri selalu disambut dengan kebahagiaan karena merupakan hari spesial bagi umat Islam. Tak heran banyak persiapan yang dilakukan umat Islam jelang hari raya Idul Fitri. Bukan hanya membuat makanan yang enak dan mengenakan pakaian terbaik, tetapi juga melaksanakan amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menjalankan amalan yang dianjurkan Nabi, dipercaya dapat membuat ibadah terasa lebih berkah dan bermakna.
Apa yang dilakukan umat Islam saat Hari Raya Idul Fitri?
Adapun amalan di hari raya Idul Fitri tersebut selain membaca takbir juga ada mandi, berhias diri hingga makan sebelum sholat Idul Fitri. Berikut 6 amalan di hari raya Idul Fitri sesuai anjuran Nabi
Melantunkan Takbir
Amalan di hari raya Idul Fitri yang pertama adalah melantunkan takbir dimulai dari terbenamnya matahari malam Idul Fitri hingga imam hendak shalat hari raya. Di dalam Al Adzkar (h. 155, Surabaya: al Hidayah, 1955) karya Imam an Nawawi disebutkan bahwa takbir–takbir tersebut sunah dilantunkan setelah melaksanakan shalat-shalat atau dalam keadaan lainnya, seperti di tengah keramaian manusia. Disunahkan pula dilantunkan baik dalam keadaan berjalan, duduk, atau berbaring. Baik berada di jalan, masjid, atau di atas tempat tidur.
Mandi dan Berhias Diri
Amalan di hari raya Idul Fitri berikutnya adalah mandi dan berhias diri sebelum pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Dasarnya adalah hadis riwayat Imam Malik di dalam kitab Muwatha’ berikut ini:
“Bahwasanya Abdullah bin Umar ra. selalu mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat ke musala”.
Adapun niat mandi sunah Idul Fitri yaitu berikut ini:
Nawaitul ghusla sunnatan li ‘idil fithri lillahi ta’ala.
Artinya, “Saya niat mandi sunah untuk Idul Fitri karena Allah ta’ala”.
Sementara untuk waktu pelaksanaannya sendiri bisa dilakukan mulai dari pertengahan malam Idul Fitri. Selain mandi, disunahkan juga untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, juga memakai wewangian dan bersiwak.
Makan Sebelum Sholat Idul Fitri
Amalan di hari raya Idul Fitri yang lainnya dengan makan terlebih dahulu sebelum keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Dari Ibnu Baridah dari bapaknya ra ia berkata:
“Rasulullah SAW, tidak akan keluar dari hari raya fitri sebelum beliau makan, dan beliau tidak akan makan dulu di hari raya Adha sebelum beliau shalat (terlebih dahulu). HR Ahmad dan al Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam Ibn Hibban).
Memilih Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Masjid
Bukan hanya makan sebelum shalat Idul Fitri, amalan lainnya juga berlaku untuk jalan yang kamu pilih untuk pergi dan pulang dari masjid. Amalan satu ini dianjurkan untuk memilih jalan yang berbeda antara pergi ke masjid dan pulang dari masjid. Sebagaimana hal ini telah diinformasikan dari sahabat Jabir seperti berikut ini, “Nabi SAW ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (antara pergi dan pulangnya).” HR Al Bukhari.
Dengan memilih jalan yang berbeda antara berangkat ke masjid dan pulang dari masjid untuk melaksanakan shalat hari raya, dimaksudkan untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang lain ketika di jalan dengan senyum dan salam. Selain itu, untuk syiar Islam dan sebagai ajang silaturahmi antar kerabat dan yang lainnya.
Sholat Sunnah Dua Rakaat
Kemudian, setibanya di tempat ibadah atau masjid bisa melaksanakan shalat sunnah dua rakaat dengan tanpa azan dan iqamat. Shalat sunnah ini bisa dilakukan dengan berjamaah atau sendirian. Dan sunah juga bagi orang yang bepergian. Dasarnya adalah hadis Nabi SAW, dari Ibn Abbas ra:
“Bahwasanya Nabi SAW shalat hari raya dua rakaat, beliau tidak shalat sebelumnya dan setelahnya”. (HR Imam Tujuh, al Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Tirmidzi, al Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).
Saat melaksanakan shalat sunah tersebut, membaca surah Qaf di rakaat pertama dan surah Iqtarabatis Sa’ah di rakaat kedua. Dari Abi Waqid al laitsi ia berkata:
“Rasulullah SAW membaca surah Qaf dan Iqatarabat ketika shalat Idul Fitri dan Adha”.